BANDUNG,
Warga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sangat bersemangat merespons keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menghapuskan utang pajak kendaraan bermotor.
Mulai pukul 09.00 WIB pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2025, telah terlihat ribuan penduduk setempat yang datang ke kantor Samsat Soreang dengan mengendarai sepeda motor mereka. Kantor Samsat ini beralamat di Jalan Raya Gading Tutuka, Desa Cincin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Banyak penduduk dengan mobil pribadi terlihat mengisi kantor Samsat Soreang.
Antrian yang panjang kelihatan di area pemeriksaan nomor mesin sepeda motor dan membentuk serpentine hingga ke tempat parkir.
Demikian pula dengan mobil, mereka berlalu lalang untuk menemukan tempatparkir yang tersedia.
Para pemilik mobil bergantian menerima amplop biru guna menampung dokumen terkait dengan pembayaran pajak mereka.
Ade Wahyjudi (34), salah satu pegawai di kantor Samsat, menyebut bahwa jumlah orang yang membayar pajak atau denda untuk kendaraannya tak sesuai dengan kebiasaan umumnya.
“Sejak pagi, petugas keamanan telah menunggu, kemungkinan besar karena dampak dari keputusan gubernur, jika tidak biasanya tempat ini tak sepadat ini,” ujarnya saat ditemui ketika sedang melayani warga di kantor Samsat Soreang, Kamis.
Sebelum adanya peraturan itu, kantor Samsat sering dikunjungi oleh penduduk untuk pembayaran pajak kendaraan, namun jumlah mereka tidak segencar seperti saat ini.
“Umumnya di pagi hari hanya ada beberapa belas kendaraan, kebanyakan adalah sepeda motor, sedangkan mobil tidak tiap harinya terlihat secara signifikan. Berbeda dengan saat ini, bahkan area parkir pun sudah penuh,” katanya.
Walaupun belum dapat menentukan jumlah pasti dari Kendaraan yang tiba untuk melunasi tunggakan pajaknya, Ade mengkonfirmasi bahwa antara jam 09.00 WIB sampai dengan 11.00 WIB, telah ada ratusan sepeda motor dan mobil yang berkunjung.
Dia menyatakan dirinya cukup sibuk menangani para klien yang akan melunasi pembayaran pajak kendaraannya.
“Maka pekerjaannya perlu lebih berhati-hati dan ekstra teliti, karena situasinya tidak biasa seperti ini,” jelasnya.
Karena hari ini merupakan hari pertama pelaksanaan kebijakan oleh Gubernur Jawa Barat, Ade menyebutkan bahwa sejak pagi para pemimpin masih fokus pada proses koordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan.
“Bila para pemimpin masih dalam koordinasi, menurut pendapat saya, jika suatu saat menjadi terlalu berat maka digantikan oleh orang lain,” katanya.
