Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa server aplikasi pertukaran uang bernama Pintar pernah terganggu karena adanya peningkatan lalu lintas pengguna yang signifikan.
Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joeworno, mengatakan bahwa masalah tersebut dipicu oleh serangan cyber jenis Distributed Denial of Service (DDoS) sehingga menimbulkan ketidakmampuan untuk mengakses layanan beberapa saat.
“Sungguh, jumlah pengunjung sangat besar dan pastinya terdapat sejumlah hambatan teknis. Di dunia TI, ada hal seperti serangan DDoS misalnya. Serangan Penolakan Layanan Tersebar ini menyebabkan arus data meningkat sehingga mengakibatkan pelayanan kami menjadi tidak tersedia.” ujar Doni saat memberikan keterangan pada konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (19/03).
Walaupun begitu, Bank Indonesia dengan sigap mengambil tindakan untuk memperbaiki sistem dan menjamin bahwa layanan uang elektronik akan segera pulih guna memastikan masyarakat masih bisa menukar uang baru dengan teratur dan merata.
“Tetapi kita segera perbaiki itu Pintar tersebut dan berkolaborasi dengan Pak Juda (Wakil Gubernur BI), yang merupakan kawan-kawan dari divisi TI. Semoga insyaallah nantinya Pintarnya masih dapat dijangkau,” jelasnya.
Kenaikan Permintaan Uang Tunai Mendekati Hari Raya Idul Fitri
Sampai tanggal 17 Maret 2025, dana yang sudah diimplementasikan untuk proses pertukaran mencapai angka Rp 67,1 triliun atau kira-kira 37% dari total Rp 180,9 triliun yang dialokasikan oleh Bank Indonesia. Menurut perkiraan Doni, ada kemungkinan permintaan akan naik dengan signifikan mendekati waktu pembayaran THR serta saat masuk pekan ketiga bulan puasa Ramadan.
“Maka sebenarnya umumnya sesudah menerima gaji dan THR pada pekan ke-empat ini pengeluaran akan meningkat,” katanya.
Agar tidak ada kenaikan lalu lintas yang signifikan dan untuk mempertahankan kestabilan layanan, Bank Indonesia menerapkan sistem bagi-bagi kuota tukar uang sesuai dengan daerah dan jam operasi.
“Saya mengumumkan hal ini di sini agar alirannya tidak macet. Umumnya kondisi tersebut terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Karena minggu keempat ini Bpk Gubernur memberikan izin fase awal pada hari Sabtu hanya untuk Pulau Jawa saja. Agar tidak ada persaingan yang berlebihan,” penjelasan Doni.
Keseruan publik saat bermacam-macam mata uang ditukar tahun ini cukup besar. Sampai akhir bulan Maret, lebih dari 378.523 orang sudah menggunakan jasa program pintar tersebut. Agar bisa memenuhi kebutuhan yang semakin bertambah, Bank Indonesia meluaskan cakupan tempat tukar uangnya berkolaborasi dengan institusi perbankan.
“Pada minggu pertama sekitar seratusan titik, kemudian pada minggu ketiga dan keempat, jumlahnya akan mencapai lebih dari 2.000 titik. Tepatnya di minggu ketiga ada 2.331 titik dan di minggu keempat terdapat 2.512 titik,” jelas Doni.
Di samping itu, BI memperluas batasan pertukaran uang untuk menjangkau lebih banyak orang dalam mendapatkan layanan tersebut.
“Tidak perlu cemas, pada minggu keempat kami akan menambah kuota hingga 251.200 dalam aplikasi Pintar,” tegasnya.
