IHSG Jatuh, Namun Lelang Obligasi Kuat; Ahli: Investor Cari Keamanan Lebih


JAKARTA,

Direktur Eksekutif CELIOS — institusi riset mandiri dengan fokus pada bidang ekonomi — Bhima Yudhistira mengulas tentang penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia serta pencapaian positif dari lelang surat utang negara (SUN), semua ini terjadi pada saat yang sama.

Menurut dia, keduanya menunjukkan bahwa para investor saat ini tengah melakukan hal tersebut.

flight to quality

atau mentransfer dana mereka dari jenis aset berisiko tinggi ke aset yang lebih aman.

Dia berburu obligasi pemerintah sebab memberikan return yang sangat besar, oleh karenanya untuk tenor 10 tahun dari obligasi pemerintah tersebut, yield-nya mencapai 7 persen,” terangkan Bhima di acara Kompas Petang.

KompasTV

, Selasa (18/3/2025).

Ini berarti, investor saat ini sedang secara logis mengejar

return

Atau keuntungan mereka masih dapat dipertahankan dengan beralih ke surat utang negara.

Mengutip
idx.co.id
Surat utang menawarkan tingkat risiko yang secara umum lebih rendah jika dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya seperti saham, karena fluktuasi harga saham cenderung lebih besar daripada perubahan harga dari efek bertipe hutang.

Di samping itu, untuk efek berbentuk utang yang dieluarkan oleh pemerintahan, bisa disebut sebagai alat tanpa resiko.

Bhima menyebutkan bahwa kejadian saat ini tidak mencerminkan situasi ekonomi Indonesia secara positif.

Para investor termotivasi untuk membeli obligasi negara lantaran tingkat pengembalian yang mereka tawarkan semakin meningkat. Di sisi lain, ketika tingkat pengembalian yang dijanjikan bertambah, hal ini mencerminkan bahwa persepsi atas risiko sesungguhnya juga ikut meningkat.

Di samping itu, Bhima juga mengomentari konferensi pers tentang Hasil Lelang SUN yang disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 18 Maret.

“Market tetap tertekan secara negatif dan tantangan utama saat ini adalah persoalan kemampuan membeli,” katanya.

“Seharusnya konferensi ini mencakup (mempertimbangkan) rangkaian stimulus fiskal apa saja yang dapat diterapkan untuk memulihkan keyakinan publik dalam berbelanja dan meyakinkan para pemain industri supaya tetap meningkatkan kinerja sektor mereka,” tambahnya.