Jejak Karir Khofifah Indar Parawansa: Gubernur Jatim yang Dianggap Cocok menjadi Perdana Menteri Menurut Prabowo



– Berikut adalah riwayat karier Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur (Jatim), yang dianggap oleh Prabowo layak menjadi Perdana Menteri.

Diketahui bahwa Presiden Prabowo Subianto merasa gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan lebih sesuai untuk menjabat sebagai Perdana Menteri (PM).

Sebab itu, jumlah populasi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Khofifah melebihi Malaysia.

Prabowo menyatakan bahwa populasi Jawa Timur telah mencapai 41,6 juta jiwa, sementara Malaysia memiliki sekitar 34,56 juta penduduk di tahun 2024.

Penduduk di Jawa Timur sebanyak 41,6 juta orang, melebihi populasi Malaysia.

“Mungkinkah Ibu Khofifah lebih sesuai menjadi Perdana Menteri?” ujar Prabowo dalam pidatonya pada peresmian pabrik pengolahan logam mulia PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025), seperti yang terlihat dalam video YouTube Sekretariat Presiden.

Bukan hanya itu saja, Prabowo pun menyebutkan bahwa Jawa Timur merupakan salah satu propesi yang istimewa.

Sebabnya, selalu ada peresmian proyek baru meski ia seringkali ke wilayah tersebut.

“Sekali lagi terima kasih kepada semua orang, dan juga Bunda Gubernur. Jawa Timur sungguh istimewa. Meski saya terbang setiap bulan ke sini, selalu ada hal-hal baru seperti pabrik dan bangunan baru yang muncul. Ini menunjukkan betapa luar biasanya perkembangan di Jawa Timur,” ungkap Prabowo.

Selanjutnya, Prabowo menegaskan pentingnya agar Jawa Timur terus menjaga perannya sebagai tuan rumah yang ramah bagi para investor.

Lebih jauh lagi, pemerintah bertujuan untuk mengembangkan 30 proyek besar-besaran yang berasal dari investasi sejak tahun ini.

Proyek tersebut diperkirakan akan menciptakan kira-kira 8 juta kesempatan kerja di Indonesia.

Menurut Prabowo, Jawa Timur seharusnya tetap memelihara dan menjadi tuan rumah yang baik agar daerah ini dapat terus menerima investasi dengan mudah, serta menjadi lokasi yang menyambut perusahaan-perusahaan yang ingin masuk ke Indonesia dan ikut berkontribusi.


Riwayat Karir Khofifah Indar Parawansa

Khofifah Indar Parawansa dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 19 Mei 1965.

Sebelum memasuki dunia politik, Khofifah terkenal sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).

Dia menempati posisi tersebut selama empat masa jabatan.

Setelah itu, Khofifah menyatu dengan partai politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari tahun 1992 hingga 1999 sebelum beralih ke Partai Kebangkitan Bangsa di tahun 1999.

Khofifah menyumbangkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan menduduki berbagai jabatan yang signifikan.

Pada tanggal 27 Oktober 2014, dia diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja.

Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah memilih untuk mundur dari posisinya guna berpartisipasi dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018, dan beliaupun diganti oleh Idrus Marham.

Di tahun 2018, Khofifah menjadi pasangan calon dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Timur bersama Emil Elestianto Dardak (Emil Dardak), yang saat itu menjabat sebagai Bupati Trenggalek.

Khofifah-Emil mendapat dukungan dari Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, PPP, Partai NasDem, serta Partai Hanura.

Mereka berdua berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018 dengan mendapatkan total 10.465.218 suara atau sebesar 53,55% dari seluruh suara yang diberikan oleh pemilih, unggul atas pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.


Karir Khofifah Indar Parawansa

  • Pemimpin Utama Muslimat NU untuk Masa Jabatan Ke-4
  • Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di DPR RI (1992-1997)
  • Ketua Komisi VIII DPR RI (1995–1997)
  • Anggota Komisi II DPR RI (1997-1998)
  • Deputi Wakil Ketua DPR RI (1999)
  • Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (1999)
  • Menteri Negara Bidang Pengembangan Wanita (1999–2001)
  • Ketua Lembaga Koordinator Keluarga Berencana Nasional (1999-2001)
  • Ketua Komisi VII DPR RI (2004–2006)
  • Pimpinan Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004-2006)
  • Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
  • Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja (2014–2018)
  • Gubernur Jawa Timur

Khofifah Indar Parawansa adalah seorang perempuan yang berasal dari keluarga biasa dan tidak bercakap pada golongan pejabat atau priyayi.

Ayahnya adalah seorang petani yang juga beternak sapi susu, sementara ibunya hanyalah seorang istri Rumah Tangga Biasa.

Khofifah tumbuh besar di lingkungan permukiman yang padat di kawasan Wonocolo, Surabaya.

Satu desa yang saat ini tertekan oleh perkembangan Kota Pahlawan. Rumah masa kecil Khofifah tetap bertahan sampai sekarang walaupun sudah tidak ditempati lagi.

Rumah kecil dari masa anak-anak Khofifah tetap terletak di desa Wonocolo. Rumah tersebut memiliki nomor 1 dan dicat dengan warna hijau. Itu bukanlah sebuah bangunan yang luas. Cuma sebuah rumah sederhana berukuran kecil, lantainya hanya satu tingkat dengan atap yang agak rendah.

Di kediaman tersebut, Khofifah tumbuh besar bersama kelima kakaknya. Meskipun memiliki kondisi ekonomi yang layak, ia diasah untuk menjadi seorang anak yang tangguh dan mandiri.

“Saat masih kecil, saya sering menjajakan es lilin di sekitar desa. Saat bermain pun, saya juga membawa dan menjual es tersebut. Saya tidak merasa malu,” ujar Khofifah seperti dilansir dari artikel Tribun Madura dengan judul ‘Khofifah, Gubernur Jatim Perempuan Pertama, Berasal Dari Keluarga Biasa Yang Gemar Mendaki Gunung”.

Pernah menjual es lilin mulai dari kelas 4 SD sampai dua tahun yang lalu.

Malahan, dia beberapa kali membawakan barang dagangan untuk dijual kepada teman-temannya di sekolah.

Sejak muda, dia telah dikenalkan pada gaya hidup mandiri tanpa bergantung pada orang lain.

Khofifah saat masih kecil sudah dikenal sebagai seorang anak penyuka petualangan. Dia bahkan gemasukti mencari ikan dan kerang di Sungai Jemursari.

Dahulu kala, situasinya sangat berbeda dari saat ini. Alirannya dahulunya lebih kuat dan sering digunakan sebagai area permainan bagi anak-anak muda.

Apa yang disematkan kepadanya oleh kedua orangtuanya adalah untuk menjalani hidup sederhana, tanpa rasa malu terhadap kepemilikannya sendiri, serta selalu bertahan dalam mencapai impian-impian yang diinginkan.

Khofifah Indar Parawansa sebenarnya pernah berkeinginan untuk menjadi pegawai negeri demi kesempatan melihat Ka’bah di tanah suci Mekkah.

Setiap orang tentu sudah bertanya-tanya tentang isi dari kubah kecil di atas Ka’bah di Mekkah yang menjadi arah sembahyang bagi seluruh umat Muslim di dunia.

ternyata orang dapat menyentuh Ka’bah. Hanya pejabat sajalah yang dibenarkan memasuki ruang di dalam Ka’bah.

“Saat bertanya pada guruku, aku menyatakan niatku untuk memasuki Ka’bah. Namun, disampaikan bahwa hanyalah pejabat yang berhak mengunjunginya. Dengan demikian, pikiranku tertuju untuk menjadi seorang pejabat pula. Aku tidak pernah terpikir untuk bercita-cita sebagai menteri atau bahkan Gubernur Jawa Timur,” ujar Khofifah.

Meskipun demikian, impian-impian Khofifah ketika menghadapi anak-anak sekolah ternyata pernah beralih. Namun, cita-citanya sebagai seorang pembacaberita tetap melekat sampai hari ini.

Ketika dia masih muda, terdapat hanya satu stasiun TV yang menayangkan berita, yakni program Dunia Dalam Berita di TVRI.

Apa yang dipahaminya waktu itu adalah bahwa tiap jurnalis pasti cerdas. Pembawa acara berita dapat mengetahui semua informasi terkini dari pelosok Nusantara serta mancanegara. Mereka bahkan sanggup mengingat dan menyampaikan kabar tersebut kepada penonton seantero tanah air dengan lancar.

“Maka dari situ saya ingin menjadi penyiar berita,” ujar Khofifah dengan senyum.


>>>Perbarui berita terbaru di Google Berita