SUDUTBOGOR
,
Jakarta
– Presiden
Prabowo
Setelah Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025, Subianto berencana bertemu dengan para pemain di pasar saham. Hal ini dikonfirmasikan oleh Wakil Ketua DPR RI dan juga Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Dasco mengatakan bahwa pertemuan antara Presiden Prabowo, sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, telah menjadi bahan perbincangan. “Jika bertemu,”
investor
Pasti telah direncanakan dan tentu saja kita akan bertemu setelah Idul Fitri, semua sudah terencana,” ujar Dasco saat berada di Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Senin, 31 Maret 2025.
Selain itu, Dasco juga mengobrolkan tentang Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG
Yang sempat menurun di bulan Maret. Dia mengungkapkan keyakinannya bahwa indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak positif dan kembali meningkat usai masa liburan Idulfitri. “Setelah libur, pasar buka lagi, pasti naik,” kata Dasco.
Pimpinan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyatakan bahwa Prabowo berencana bertemu dengan beberapa grup investasi usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 3,84 persen hingga mencapai level 6.223,39 di awal bulan Maret tersebut.
“Presiden nantinya akan berjumpa dengan para pemain pasar saham. Rencananya hal tersebut akan disusun lebih lanjut,” jelas Luhut ketika memberi keterangan pada awak media di luar Gedung Kantor Presiden, area Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2025 sebagaimana dilaporkan Antara. Menurut Luhut, sekretaris kabinet Teddy Indra Wijaya yang akan mengurus penyelenggaraan pertemuan tersebut.
Mendekati masa liburan Idulfitri, perilaku perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia menggambarkan pola yang berbeda dari dua tahun sebelumnya. Seorang ahli pasar uang dari Kiwoom Sekuritas bernama Oktavianus Audi menyatakan bahwa gaya pembelian asing yang signifikan, kekuatan konsumen yang merosot, serta kenaikan ketidakpastian ekonomi dunia merupakan elemen penting yang mempengaruhi situasi bursa pada saat ini.
“Kami mencatat bahwa atmosfer sebelum Lebaran pada tahun ini cukup berbeda jika kita bandingkan dengan dua tahun terakhir,” kata Audi ketika diwawancara, Jumat, 29 Maret 2025.
Dia menggarisbawahi sejumlah faktor penting, antara lain
outflow
Impor sepanjang kuartal I tahun 2025 yang bernilai Rp 29,9 triliun, diikuti oleh kondisi deflasi bulan Februari yang mengurangi kemampuan pembelian masyarakat, ditambah dengan peningkatan ancaman terhadap perekonomian karena pelemahan nilai tukar rupiah dan ketidakinian akan kebijakan dunia.
Pada situasi tersebut, saham-saham dengan peningkatan volume perdagangan atau menjadi target beli datang dari industri perbankan, teknologi, serta ritel, khususnya mereka yang sempat merosot selama tahun 2025.
“Selama bulan lalu, tambahan jumlah investor tertinggi ada di saham-saham blue-chip seperti BMRI yang mendapat 30,9 ribu investor baru, BBCA dengan 29,6 ribu, serta BBRI dengan 21 ribu. Di sisi lain, dalam bidang ritel, saham AMRT menorehkan kenaikan investasi dari segmen ritel paling signifikan yaitu sebesar 4,5 ribu,” jelasnya.
Audi mengatakan bahwa peningkatan nilai saham dan pertambahan banyaknya investor disebabkan oleh tiga elemen penting. Dia menjelaskan, “Penilaian pasar saat ini masih rendah, adanya deviden yang dibagikan, ditambah dengan performa baik sampai bulan Februari tahun 2025, terutama dalam bidang perbankan, merupakan penyebab utamanya.”
Namun, dia juga menyoroti kemungkinan ada penyesuaian harga pasca-Lebaran, dengan merujuk pada data historis dari empat tahun belakangan. Dia menjelaskan bahwa jika dilihat pola-pola sebelumnya, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kebanyakan mengalami penurunan setelah Idul Fitri. Misalkin saja di 2024, IHSG jatuh sebesar 3,64% satu bulan sesudah Lebaran; sedangkan pada 2023 sempat anjlok hingga 4,08%. Menurut pernyataannya, hal tersebut disebabkan oleh dua faktor: kurangnya informasi saat bursa tutup untuk liburan serta bertambahnya fluktuasi di pasar saham.
Dinda Shabrina
ikut berpartisipasi dalam menyusun artikel ini.