, JAKARTA — Tim Nasional Indonesia akan terus berusaha di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam beberapa jam ke depan, pasukan besutan Patrick Kluivert akan bertemu dengan tuan rumah Australia di stadion Allianz, Sydney, pada hari Kamis (20/3/2025) dan pertandingan tersebut dimulai pukul 16:10 Waktu Indonesia Bagian Barat.
Australia merupakan lawan tangguh bagi Indonesia. Dari 20 pertemuan yang telah terjadi, Indonesia baru memenangkan satu pertandingan. Empat lainnya berakhir imbang dan 15 kali kalah.
Satu-satunya kemenangan Indonesia terjadi 44 tahun silam dalam ajang kualifikasi Piala Dunia tahun 1982. Tepatnya pada 30 Agustus 1981.
Bermain di Stadion Tambaksari, yang juga dikenal sebagai Gelora 10 November Surabaya Jawa Timur, tim nasional Indonesia saat itu yang ditangani pelatih Endang Witarsa sukses mengalahkan Australia dengan angka 1-0.
Salah satu legenda yang memainkan peran penting dalam keberhasilan itu adalah Rully Nere, seorang striker handal Indonesia di masa lampau. Dia mengatakan bahwa saat itu semangat penonton di Tambaksari sungguh luar biasa karena kemenangan Indonesia atas Australia.
Ketika dihubungi
Pada hari Kamis pagi, Rully yang tengah berada di Sydney untuk menonton pertandingan antara Australia melawan dirinya sendiri, mengatakan bahwa dia ikut berpartisipasi sepenuhnya dalam permainan itu.
“Peristiwa yang sudah lama sekali, 44 tahun lalu. Saya sudah banyak yang lupa kejadiannya,” ujar Rully yang saat itu berusia sekitar 24 tahun.
Namun Rully mengingat bahwa ini adalah pertandingan leg kedua dari babak kualifikasi Piala Dunia tahun 1982. Di leg pertama yang berlangsung pada tanggal 20 Mei 1981 di Australia, pasukan nasional sepak bola Indonesia telah dikalahkan dengan skor akhir 0-2.
Pada saat tersebut kami bermain di Australia pada pukul 21.00 malam dengan cuaca yang sangat sejuk, sehingga performa permainan kami terganggu.
Nah
“, ketika bertanding melawan Australia, kami bermain pukul 15:00 sore dan cuaca di Surabaya sangat hangat. Kami memanfaatkannya dan pada akhirnya berhasil meraih kemenangan,” ungkap Rully yang pernah mengarsiteki tim nasional untuk beberapa grup umur serta tim nasional putri Indonesia.
Tidak ada banyak hal yang dapat dikenang oleh Rully tentang perjalanan selama 44 tahun pertandingan tersebut. Namun, satu hal yang tetap melekat dalam ingatan sang legenda sepak bola asal Papua adalah kemenangan itu disambut oleh puluhan ribu pendukung yang penuh sesak di stadion. Terlebih lagi, gol penyumbang kemenangan terjadi tepat pada menit ke-88. Gol yang dicetak oleh Risdianto bermula dari kolaborasi apik antara Rully dan rekannya di area tengah lapangan, Abdul Rachman.
Rully berharap tim nasional Indonesia saat ini, dengan keberadaan banyak pemain diaspora serta karir mereka di Eropa, dapat tampil semaksimal mungkin melawan Australia pada sore hari nanti.
“Sekarang sejak pertandingan itu, Indonesia tidak pernah mengalahkan Australia lagi. Dengan keadaan para pemain saat ini yang jauh lebih berkualitas serta dukungan dari PSSI seperti halnya dengan persediaan fasilitas terbaik bagi tim nasional, saya sangat berharap bahwa mereka dapat tampil dengan performa maksimal. Saya pikir hasil seri pun sudah merupakan prestasi yang memuaskan jika melihat catatan historis kedua negara, tetapi meraih kemenangan di markas Australia tentunya akan menjadi pencapaian istimewa,” ungkap sang legenda yang pernah mendedikasikan karier sepak bolanya untuk Persipura dan Persija ini.
