– Saat meminjam ke rentenir, utang yang jumlahnya cuma ratusan ribu, setelah sekian lama menjadi jutaan rupiah.
Itulah yang menimpa ratusan warga Desa Selembaran Jati, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
Mereka harus kehilangan harta benda karena dirampas paksa rentenir sebagai jaminan akibat menunggak.
Kelompok Pengamen Jalanan Viral Minta THR ke Pedagang Pasar Lewat Surat, Polisi Bantah Pemerasan
Seorang warga Kampung Rawa Lumpang, D mengatakan, fenomena ratusan warga terjerat utang kepada rentenir di desanya sudah berlangsung belasan tahun.
“Banyak banget warga yang terjerat utang ke rentenir, di Desa Selembaran Jati saja ada ratusan, belum di desa lain,” kata D kepada
Kompas.com
melalui sambungan telepon pada Minggu (16/3/2025).
D sendiri memiliki dua kerabat yang terjerat utang kepada rentenir.
Masing-masing berutang Rp500.000 kepada salah seorang rentenir yang biasa menawarkan jasa pinjaman uang ke kampungnya.
Namun utang kedua kerabatnya tersebut kini telah membengkak berkali-kali lipat.
Bahkan hingga Rp40 juta karena menunggak, sehingga bunganya naik.
“Karena tunggakannya besar, akhirnya barang-barang disita. Saudara saya harus kehilangan lahan tanah 40 meter karena sertifikatnya diambil oleh rentenir,” kata D.
Hal serupa juga terjadi kepada warga lain di Selembaran Jati.
Menurut D, banyak warga yang kehilangan barang-barang berharga seperti televisi dan motor yang dirampas oleh rentenir sebagai jaminan.
“Barang-barang berharga di rumah diambil. Itu kalau sampai tidak bisa bayar utang,” tutur D.
“Betul itu, saya tidak mengada-ngada karena korbannya cerita langsung,” imbuhnya.
D mendapatkan cerita tersebut saat para warga yang menjadi korban jeratan utang rentenir dikumpulkan di kantor Desa Selembaran Jati pada Jumat (14/3/2025).
Saat itu, tengah digelar mediasi terkait permasalahan warga yang terjerat utang dan rentenir.
Mediasi dihadiri oleh Kepala Desa, Camat, hingga anggota DPRD Kabupaten Tangerang.
“Kemarin diundang para korban, diminta 30 orang, tetapi yang datang ratusan. Mereka semua mengaku jadi korban rentenir,” kata dia.
Hancur Hati Fidya Sang Anak Ikut Jadi Korban, Orangtua Panggil Anjing Piaraan Pakai Nama Cucu: Sakit
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang datang ke lokasi, Chris Indra Wijaya, membenarkan jika ratusan warga di Selembaran Jati terjerat utang ke rentenir.
Bahkan, Chris menduga permasalahan rentenir ini tidak hanya terjadi di Selembaran Jati, Kecamatan Kosambi saja, tetapi juga di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.
“Tidak hanya di Kosambi, tetapi di wilayah sekitar seperti Teluknaga.”
“Bahkan, ini jadi fenomena juga di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang,” kata Chris saat dikonfirmasi.
Terkait hal ini, Chris mengaku akan mencari solusi terbaik untuk menangani permasalahan ini.
Dia juga mengatakan, telah menyampaikan informasi tentang banyaknya warga Kabupaten Tangerang yang terjerat utang kepada Bupati dan Wakil Bupati Tangerang.
“Pemerintah kabupaten, baik desa, kecamatan, maupun bupati, harus hadir dalam menangani ini.”
“Ini sudah harus menjadi perhatian karena melibatkan ratusan, bahkan ribuan warga terjerat rentenir,” kata Chris.
Selain itu, Chris juga mendengar banyak warga yang mendapat intimidasi dan perampasan barang saat tidak membayar utang tersebut.
“Untuk hal ini, saya sudah berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk upaya hukum bagi para warga yang menjadi korban,” tutur dia.
Sementara itu, Camat Kosambi, Kabupaten Tangerang, Asmawi, mengaku kaget banyak warga Kabupaten Tangerang terjerat utang ke rentenir.
Fakta soal banyaknya warga terjerat utang ke rentenir diketahuinya saat diundang ke Kantor Desa.
“Saya diundang ke sana sama Pak Dewan (anggota DPRD Kabupaten Tangerang), saya kaget.”
“Saya kira hanya ada dalam cerita, ternyata fakta banyak warga yang terjerat utang,” kata Asmawi.
Pada pertemuan tersebut, Asmawi mendengar banyak cerita dari warga yang mengadukan permasalahan terkait rentenir di wilayahnya.
Dari cerita-cerita tersebut, dia memahami bahwa banyak warganya yang kesulitan ekonomi sehingga harus meminjam ke rentenir.
Asmawi juga mengatakan, fenomena ini seperti gunung es dan muncul setelah banyak warga yang menjadi korban.
“Saya kira kalau di Kosambi kan kawasan pergudangan, ekonomi warga bagus-bagus-lah, ternyata enggak juga, banyak warga yang kesusahan,” ujar dia.
Afrianus Bocah Yatim Piatu Idap Tumor Ganas Kuat Hidup Meski Kaki Diamputasi, Tak Ingin Adik Sendiri
Asmawi mengaku akan mengambil langkah sementara untuk mengatasi permasalahan rentenir ini.
Salah satunya melarang rentenir dan sejenisnya agar tidak datang ke kampung-kampung.
Upaya ini akan dilakukan dengan memasang spanduk-spanduk larangan masuk bagi rentenir.
“Saya perintahkan ke kepala desa untuk buat spanduk melarang rentenir dan sejenisnya masuk ke perkampungan,” kata dia.
Asmawi juga meminta warga untuk tidak bertransaksi dengan rentenir.
Namun, jika terdesak, warga bisa memilih tempat meminjam dari yayasan yang sudah jelas legalitasnya.
Adapun untuk solusi jangka panjang, Asmawi sedang mendiskusikan dengan jajarannya.
Yakni untuk membuat program UMKM bagi warga yang terjerat rentenir agar bisa keluar dari permasalahan tersebut.
“Saya juga mendukung upaya dari Pak Dewan untuk menempuh jalur hukum terkait dengan melindungi warga,” ujar dia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di
Googlenews
