MEDAN,
– Insiden terkait Iptu Tomi Samuel Marbun lagi ramai dibicarakan di media sosial.
Dia menghilang selama 3 bulan di Teluk Bintini, Papua Barat, mulai hari Rabu, 18 Desember 2024.
Penghilangan Iptu Tomi Marbun tetap menjadi misteri, khususnya untuk istrinya, Ria Tarigan.
Dia belum mendapatkan seluruh keterangan dari pihak kepolisian mengenai penghilangan suaminya yang sedang mengejar pasukan KKB di Papua.
Menurut informasi dari Polda Papua, Iptu Tomi menghilang ketika sedang melakukan pengejaran terhadap anggota KKB.
Penelusuran yang dilakukan Iptu Tomi pernah menimbulkan kontroversi dan sampai sekarang belum berhasil ditemukan.
Iptu Tomi Samuel Marbun adalah seorang warga asli dari kota Pematangsiantar dengan alamat di Jl. Dalil Tani I, Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Dia adalah putra atau putri dari Elvrida Gultom, yang berprofesi sebagai pebisnis jasa kuliner di Siantar.
Tomi mengukuhkan perkawinannya dengan Ria Tarigan di bulan November tahun 2022, bertempat di Pematangsiantar.
Anak tunggal Tomi dilahirkan pada bulan April tahun 2024 silam sebagai berkat dari perkawinannya.
Polisi yang lahir pada tahun 1994 tersebut ditunjuk menjadi Kepala Satuan Reserse Kriminal di Polres Teluk Bintuni, mengambil alih posisi dari AKP Junaidi A Weken.
Jabatan Kasat Reskrimum tersebut mengacu pada Surat Telegram Kapolda Papua Barat dengan nomor ST/340/VIII/KEP/2021 yang membahas tentang penghentian dan penempatan kembali perwira menengah serta anggota lainnya dalam lingkup Polda Papua Barat.
Tomi terkenal sebagai seorang petugas kepolisian yang dekat dengan masyarakat dan memiliki dedikasi sangat tinggi selama menjalankan tugasnya.
Dia dan regennya sukses menjalankan misi militernya terhadap kelompok separatis kemerdekaan di Papua pada Agustus 2024.
Tomi Samuel Marbun pernah menerima apresiasi langsung dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo karena telah sukses menangkap tersangka kasus pembantaian terhadap empat karyawan Jalur Trans Papua Barat di Moskono Barat yang terjadi pada tanggal 22 September 2022.
Bapak Tomi, Tumpal Marbun, mengingat kembali putranya itu sebagai seorang anak yang pandai.
Sebelum menyelesaikan pendidikannya di Akpol tahun 2017, Tomi pernah diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengambil jurusan Pengendalian Hama dan Penyakit Tumbuhan.
“Taufik mencoba ikut seleksi Akpol tetapi gagal pertama kali. Kemudian ia melanjuti pendidikan di IPB. Namun sekitar setengah semester, dia memutuskan untuk menguji nasib kembali pada Akpol dan berhasil lolos,” jelas Tumpal.
Setelah ia wisuda, Tomi diposisikan di Polda Papua Barat dan melaksanakan tanggung jawabnya di beberapa daerah, seperti Sorong dan Fakfak, sebelum menjadi Kepala Satuan Reserse Krismon Polres Teluk Bintini untuk periode tiga tahun terakhir ini.
Tomi diberitakan menghilang pada 18 Desember 2024 ketika pasukan gabungan TNI-Polri berkonfrontasi dengan grup bersenjara (KKB atau OPM) di Teluk Bintini.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat, Irjen Jhonny Edison Isir mengungkapkan bahwa regu bersama sudah berusaha ekstra dalam usaha penelusuran.
Menurut dia, regu gabungan sudah menelusuri sungai Sungei Rawara dengan memakai perahu.
longboat,
Bahkan menggunakan helikopter dari Baharkam Polri.
Hingga akhir Desember 2024, Kepala Polisi Resor Bintuni yang mengarahkan operasi pencarian pun masih belum mendapati petunjuk adanya Iptu Tomi.
“Kami putuskan untuk menghentikan sementara pencarian. Setelah menyelesaikan urusan nasional, kita akan melanjutkannya kembali,” ungkap Irjen Jhonny Edison Isir sambil menyatakan niatnya untuk secara pribadi mendatangi tempat tersebut.
“Upaya pencarian tak kunjung berakhir. Kami bakal tetap mencari. Mari kita doakan agar Iptu Tomi Marbun dapat ditemui,” katanya.
Di samping itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengumumkan bahwa pasukan TNI siap mendukung upaya pencarian untuk mencari Kasat Reskrim Polres Teluk Bintini AKP Tomi Marbun.
Meski begitu, ia harus mengecek detil dari insiden yang mengakibatkan hilangnya Tomi.
Sebaliknya, Organisasi Papua Merdeka (OPM) membenarkan terjadinya serangan di kantor mereka yang berlokasi di Distrik Moskona, Teluk Bintuni.
Jeritan hati sang istri
Setelah tiga bulan bergulir, keluarga terus menggali informasi tentang Kepala Polisi Tomi Samuel Marbun.
Pada episode Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur yang dirilis pada hari Kamis (13/3/2025), Ria Tarigan, sang istri dari Iptu Tomi serta ibu Elvrida Gultom, dengan terbuka mengungkap ketidakkonsistenan dalam berita tentang hilangnya suaminya tersebut.
Riah menyebutkan bahwa pembicaraan terakhirnya dengan suaminya tanggal 15 Desember 2024 adalah untuk bertemu secara pribadi.
“Ketika saya kembali, ternyata suami sudah tak berada di rumah. Kamilah yang belum sempat membicarakan apapun, dan pada sore harinya ketika suami tiba, aku mencoba menanyakan ingin bicara tentang apa. Namun, dia mengatakan bahwa itu tidak perlu lagi. Hanya saja ia memohon agar kirimi sejumlah dana transportasi guna mendanai operasi rahasia ini,” ungkap Ria Tarigan seperti dilansir dari sumber tersebut.
Tribuntimur.com.
Setelah 14 Hari, Penelusuran yang Dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Dihentikan Sementara
Di tanggal 16 Desember 2024, Tomi tetap berkomunikasi dengan istrinya untuk memberitahu bahwa dia akan ditugaskan ke hutan dan memintanya agar bersiap-siap jika sesuatu yang tidak baik terjadi.
“Memang benar dia telah menyampaikan daftar orang yang perlu sayahubungi jika sesuatu yang tidak baik terjadi,” ujarnya.
Sampai tanggal 18 Desember 2024, Iptu Tomi Marbun dilaporkan hilang kontak setelah jatuh ke dalam Sungai.
“Saya pernah menghubungi nomor yang telah disediakan dan mereka lah yang menolong pesawat terbang bagi keluarga. Sampai sekarang hanya suami saya saja yang belum pulang,” jelas Ria.
Kelompok keluarga terus berusaha mencari Tomi, namun tanpa ada kemajuan yang signifikan. Mereka menyatakan bahwa selama operasi pencarian, kepolisian tampaknya kurang transparan.
“Kurangnya transparansi dari mereka yang bertanggung jawab terhadap keluarga. Bahkan selama proses pencarian, polisi tampak sangat tertutup. Mereka menolak bantuan apapun. Padahal, TNI telah menyediakan tim untuk membantu namun diusir,” ujarnya.
Keluarga tersebut merasa curiga karena mengira ada sesuatu yang disembunyikan.
Ria berkeinginan agar kasus mengenai kehilangan suaminya mendapat perhatian dari para pemimpin Kepolisian RI sehingga penyelidikannya dilakukan dengan teliti dan menyeluruh.
“Saya memiliki seorang anak kecil, membutuhkan penjelasan, tentu saja tak mungkin menghilang begitu saja. Saya minta untuk para anggota tim serta pihak-pihak terkait yang berada di lokasi tersebut dicek ulang, demi transparansi dan mencari suami saya,” ucapnya.
Pada hari Senin (17/3/2025), Ria kembali menyuarakan ketidakbiasaan terkait penghilangan diri suaminya saat berpartisipasi dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di DPR RI yang diketuai oleh Ketua Komisi III Habiburokhman.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews.com denganjudul
AKP Tomi Samuel Marbun, yang merupakan polisi berprestasi asal Siantar, menghilang selama tiga bulan saat mengejar kelompok KKB di Papua.
