Martabak Encek – Martabak Yang Dimasak Dengan Arang

martabak encek bogor

SUDUTBOGOR – Dalam kesempatan yang istimewa ini, kami dengan gembira akan mengulas topik menarik yang terkait dengan Martabak Encek – Martabak yang dimasak dengan arang. Mari kita merajut informasi yang menarik dan memberikan pandangan baru kepada pembaca.

 

Read More

Martabak Encek: Mahakarya Arang yang Melahirkan Kelezatan Legendaris

Di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang serba cepat dan modern, di mana kompor gas dan oven listrik menjadi standar, masih ada jejak-jejak tradisi kuliner yang kokoh bertahan, menolak tergerus zaman. Salah satunya adalah Martabak Encek. Mendengar namanya saja, bagi sebagian orang, langsung terbayang aroma khas yang menggugah selera, tekstur yang unik, dan rasa manis yang otentik. Martabak Encek bukanlah sekadar martabak manis biasa; ia adalah sebuah pengalaman, sebuah perjalanan kembali ke masa lalu, sebuah penghormatan terhadap metode memasak tradisional yang kini semakin langka: memasak dengan arang.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa Martabak Encek begitu istimewa, menyingkap rahasia di balik kelezatannya yang legendaris, dan merayakan warisan kuliner yang berharga ini. Kita akan menyelami lebih dalam proses memasaknya yang unik menggunakan arang, bagaimana metode kuno ini memengaruhi setiap aspek martabak, mulai dari aroma, tekstur, hingga rasa, serta nilai-nilai tradisi dan nostalgia yang melekat padanya.

Lebih dari Sekadar Martabak: Mengapa Martabak Encek Begitu Ikonik?

Martabak manis, atau yang di beberapa daerah dikenal sebagai Terang Bulan atau Kue Bandung, adalah salah satu kudapan favorit masyarakat Indonesia. Adonan tebal, bersarang di dalam, dengan pinggiran yang renyah, diolesi mentega atau margarin, ditaburi gula, kacang, cokelat, keju, atau campuran dari semuanya, lalu dilipat dua. Sederhana namun memanjakan lidah.

Namun, Martabak Encek membawa konsep martabak manis ke tingkat yang berbeda. Nama “Encek” sendiri seringkali dikaitkan dengan penjual martabak tradisional yang sudah lama berjualan, mewakili gaya atau metode kuno. Ciri khas utamanya adalah penggunaan arang sebagai sumber panas untuk memanggang adonan. Ini bukan sekadar detail kecil; ini adalah inti dari identitas Martabak Encek.

Di era modern, sebagian besar penjual martabak beralih ke kompor gas karena alasan kepraktisan, kecepatan, dan kemudahan pengendalian suhu. Namun, para penjual Martabak Encek yang setia pada tradisi memahami bahwa ada sesuatu yang hilang ketika meninggalkan arang. Sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh api gas yang bersih dan efisien. Sesuatu itu adalah jiwa dari martabak itu sendiri.

Arang: Sang Maestro di Balik Kelezatan

Inilah jantung dari keistimewaan Martabak Encek: arang. Penggunaan arang dalam proses memasak bukanlah tanpa alasan. Metode ini memberikan karakteristik unik yang sulit, bahkan mungkin mustahil, ditiru sepenuhnya oleh kompor gas.

 

  1. Panas yang Merata dan Stabil: Arang menghasilkan panas yang lebih merata dan stabil dibandingkan api gas. Setelah bara api terbentuk sempurna, panas yang dipancarkan konstan dan menyebar ke seluruh permukaan wajan martabak (loyangan) secara perlahan. Panas radiasi dari arang menembus adonan dengan cara yang berbeda dari panas konveksi dari api gas. Ini memungkinkan adonan matang secara perlahan dan merata dari bawah ke atas, menciptakan tekstur sarang (lubang-lubang) yang sempurna dan konsisten di seluruh permukaan martabak.
  2. Pengendalian Suhu yang Membutuhkan Keahlian: Mengendalikan suhu dengan arang adalah sebuah seni. Ini membutuhkan pengalaman dan intuisi. Penjual harus tahu kapan harus menambah arang, mengipasi api, atau mengatur jarak wajan dari bara api untuk mendapatkan suhu yang ideal. Suhu yang tepat sangat krusial untuk memastikan martabak matang sempurna tanpa gosong di luar dan mentah di dalam. Keahlian ini diturunkan dari generasi ke generasi, menjadi bagian dari nilai jual Martabak Encek.
  3. Aroma Khas yang Tidak Tergantikan: Ini mungkin kontribusi paling signifikan dari arang. Saat adonan martabak dipanggang di atas bara arang, uap air dari adonan dan minyak atau mentega yang dioleskan ke wajan berinteraksi dengan panas dan mungkin sedikit asap (bukan asap berlebihan yang membuat pahit, tetapi uap yang terkaramelisasi dan terinfusi aroma halus). Proses ini menciptakan aroma panggangan yang khas, sedikit smoky namun manis, yang menyelimuti martabak. Aroma ini tidak akan Anda temukan pada martabak yang dimasak dengan gas. Aroma ini adalah pengantar pertama kelezatan Martabak Encek bahkan sebelum Anda menggigitnya.
  4. Tekstur Pinggiran yang Khas: Panas arang yang stabil dan merata memungkinkan pinggiran martabak menjadi renyah dengan sempurna. Tidak terlalu keras, tetapi memiliki tekstur crispy yang kontras dengan bagian tengah yang lembut dan bersarang. Kerenyahan ini adalah hasil dari proses karamelisasi gula dan pengeringan adonan di bagian tepi yang terpapar panas arang dalam waktu yang pas.

Martabak Encek - Martabak yang dimasak dengan arang

Proses Pembuatan: Sebuah Ritual Penuh Dedikasi

Membuat Martabak Encek dengan arang bukanlah proses yang terburu-buru. Ini adalah ritual yang membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan dedikasi.

    1. Persiapan Arang: Langkah pertama adalah menyalakan arang hingga menjadi bara api yang membara sempurna. Ini membutuhkan waktu. Bara api yang ideal adalah bara yang merah menyala tanpa asap berlebihan. Penjual biasanya menggunakan kipas tradisional atau alat tiup untuk mempercepat proses pembakaran arang.
    2. Pemanasan Loyangan: Loyangan atau wajan martabak yang terbuat dari besi tebal dipanaskan di atas bara arang. Wajan ini harus sangat panas agar adonan bisa mengembang dengan baik dan membentuk sarang. Penjual yang berpengalaman akan tahu persis kapan wajan mencapai suhu yang tepat hanya dengan merasakan panasnya atau melihat warna permukaannya.

Martabak Encek - Martabak yang dimasak dengan arang

  1. Adonan Rahasia: Adonan martabak manis umumnya terdiri dari tepung terigu, gula, telur, susu, air, dan sedikit ragi atau baking soda untuk pengembang. Namun, setiap penjual Martabak Encek mungkin memiliki resep rahasia sendiri, termasuk takaran bahan dan waktu fermentasi adonan, yang berkontribusi pada tekstur dan rasa unik martabaknya. Adonan ini biasanya dibiarkan beristirahat sebentar agar ragi bekerja dan menghasilkan gelembung udara yang akan membentuk sarang.
  2. Menuang Adonan: Setelah wajan panas, adonan dituang dengan hati-hati. Penjual akan memutar wajan sebentar untuk membuat pinggiran adonan lebih tipis dan renyah. Suara mendesis yang dihasilkan saat adonan menyentuh wajan panas adalah simfoni pembuka kelezatan.
  3. Proses Memasak dengan Arang: Inilah bagian krusialnya. Wajan berisi adonan diletakkan di atas bara arang. Panas dari bawah akan mulai memasak adonan, dan gelembung-gelembung udara akan mulai muncul di permukaan, membentuk sarang-sarang khas martabak. Penjual harus terus mengawasi, mengatur posisi wajan, dan mungkin sesekali mengipasi arang untuk menjaga suhu. Proses ini membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan kompor gas, tetapi kesabaran ini akan terbayar.
  4. Menabur Gula: Saat sarang sudah terbentuk sempurna dan permukaan adonan mulai mengering, gula pasir ditaburkan di atasnya. Panas dari wajan akan melelehkan gula, menciptakan sedikit lapisan karamel di permukaan sarang.
  5. Menutup Loyangan: Loyangan kemudian ditutup untuk mematangkan bagian atas martabak dengan uap panas yang terperangkap. Proses ini juga membutuhkan waktu yang tepat; terlalu lama akan membuat martabak kering, terlalu cepat akan membuatnya lengket.
  6. Pengolesan dan Topping: Setelah matang sempurna, martabak diangkat dari wajan. Permukaannya yang panas segera di

Penutup

Dengan demikian, kami berharap artikel ini telah memberikan wawasan yang berharga tentang Martabak Encek – Martabak yang dimasak dengan arang. Kami mengucapkan terima kasih atas waktu yang Anda luangkan untuk membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel kami selanjutnya!

(bogormedia)