7 Jenis Air Rebusan Daun yang Ampuh Turunkan Gula Darah, Cek Ini!



– Tingkat glukosa dalam darah yang tinggi dapat dikurangi melalui beberapa metode, termasuk dengan mengonsumsi air hasil rebusan daun-dauan.

Karena beberapa studi sudah membuktikan bahwa sebagian tanaman dapat membantu mengatur dan mengurangi kadar glukosa dalam darah.

Keuntungannya datang dari zat gizi dan komponen bioaktif yang terdapat dalam bagian daun tumbuhan tersebut.

Maka, apakah sajakah cairan hasil perebusan daun yang dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah?

Rebuskan daun tersebut lalu minum airnya sebagai cara mengendalikan kadar gula dalam darah.

Berikut adalah air hasil merebus daun yang berpotensi mengurangi kadar glukosa dalam darah:

1. Air yang telah mendidih dengan menambahkan daun salam

Daun salam dianggap bisa membantu mengatasi kadar gula darah yang tinggi. Seperti dilaporkan dari
(12/11/2022), menurut penelitian tahun 2020, tanaman ini berkhasiat bagi penderita diabetes melitus.

Pasalnya, hasil studi tersebut menemukan bahwa penderita diabetes melitus mengalami penurunan glukosa setelah minum air rebusan daun salam.

Hasil tersebut diperoleh setelah para peneliti mengevaluasi tingkat glukosa dalam darah pasien dengan menggunakan perangkat Easy Touch.

2. Infus dari daun kelor

Salah satu keuntungan daun kelor ialah mendukung pengaturan tingkat gula darah sambil menjaga jaringan dan organ dalam tubuh agar terhindar dari kerusakan.

Di samping itu, kelor mampu meningkatkan kerja hormon insulin sehingga membantu mencegah terjadinya resistensi insulin dan diabetes.

Untuk mendapatkan keuntungannya, lebih baik minum air rebusan daun kelor secara teratur setiap harinya.

3. Infus dari daun jambu biji

Rebus air dengan daun jambu biji selanjutnya untuk mengatasi gula darah yang tinggi.

Dikutip dari
Pada tanggal 19 Mei 2021, beberapa studi menyimpulkan bahwa ekstrak daun jambu biji mampu menjaga kadar gula darah dalam waktu yang lama.

Sebagai contoh, suatu studi yang melibatkan 19 subjek mengindikasikan bahwa dedaunan tumbuhan tersebut bisa membantu menurunkan tingkat glukosa dalam darah usai konsumsi makanan.

Kemudian, studi lain pada 20 orang pengidap diabetes melitus menunjukkan, rebusan daun jambu biji bisa menurunkan lebih dari 10 persen gula darah usai makan.

5. Infus dari daun mangga

Tidak hanya buahnya saja, daun mangga pun dapat dimakan. Berdasarkan informasi dari
(15/1/2024), daun mangga efektif mengontrol gula darah pada pengidap diabetes.

Keuntungan yang diperoleh dari daun mangga datang dari adanya 3beta taraxerol serta etil asetat. Zat-zat tersebut memiliki potensi untuk menyembuhkan hiperglikemia, suatu keadaan di mana tingkat gula darah melampaui ambang batas normal.

Daun mangga juga mempunyai anthocyanidins, salah satu senyawa tanin yang berkhasiat mengatasi diabetes dini.

6. Infus dari daun kersen

Satu di antara cairan pemanas yang bermanfaat untuk mengurangi kadar glukosa dalam darah adalah ekstrak dari daun kersen.

Menurut
The Indonesian Biomedical Journal
Pada tahun 2018, kersen telah lama dimanfaatkan sebagai ramuan alami yang bisa mendukung pengaturan kadar glukosa dalam darah.

Ini disebabkan oleh adanya zat pengurai dalam kersen yang berdampak positif pada kondisi diabetes.

Berdasarkan studi pada tikus putih, ekstrak daun kersen sebesar 400 mg per kilogram bobot tubuh ternyata mempunyai dampak antidiabetik yang dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah.

7. Infus dari daun kumis kucing

Daun kumis kucing merupakan salah satu tumbuhan yang sering dipakai untuk perawatan tradisional di wilayah Asia Tenggara.

Berdasarkan suatu studi, perebusan bunga katun dapat menghasilkan penurunan kadar glukosa dalam darah serta meningkatkan tingkat leptin dan kolesterol baik (HDL).

Anda dapat mencampurkan daun kumis kucing bersama tumbuhan obat lainnya, misalnya daun sambiloto serta akar brotowali untuk meningkatkan efek penurunan gula darah.

Berikut adalah 7 jenis air rebusan daun yang dapat membantu mengurangi kadar gula dalam darah. Walaupun memiliki khasiat, penting untuk meminum ramuan alami ini sesuai anjuran dari dokter.

Harus diperhatikan juga bahwa masing-masing orang mengalami respon yang unik terhadap obat alamiah ini, bergantung pada takaran konsumsinya serta status kesehatan mereka.