JAKARTA,
– Persentase kekurangan gizi akibat kurangnya asupan makanan di Indonesia pada tahun 2024 menurut BPS masih mencapai 8,53%, seperti yang dilansir dalam laporan mereka.
Informasi itu mengindikasikan bahwa masih terdapat sejumlah besar anak di Indonesia yang belum mendapatkan nutrisi cukup, entah dari sisi kuantitas ataupun mutu.
Di samping itu, permasalahan nutrisi anak di Indonesia kian rumit, karena disertai oleh tingginya kasus defisiensi vitamin dan mineral yang berlangsung bersamaan dengan peningkatan jumlah penderita overweight dan obesitas dikarenakan gaya hidup makan yang tidak baik.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengutamakan kebutuhan keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pangan yang gizinya terjaga dan seimbang.
” Salah satu hambatan besar yang dihadapi adalah minimnya kesempatan bagi keluarga berpenghasilan rendah untuk mendapatkan makanan bergizi lengkap,” ungkap Dadan saat memberikan klarifikasi pada hari Kamis (27 Maret 2025) malam itu.
Dadan mengatakan, timnya berkomitmen untuk memastikan semua anak, khususnya mereka yang berasal dari kelompok rawan, menerima nutrisi yang cukup. Menurut dia, pola makan sehat harus meliputi protein, karbohidrat, serat, buah-buahan, serta produk susu.
“Bila tindakan preventif ini tidak diambil dari awal, kami mungkin akan menghadapi masalah dengan sumber daya manusia yang kurang kompeten dalam tim kerja produktif pada tahun 2045,” jelas Dadan.
Kerjasama dengan Kemendikdasmen
Kemendikdasmen bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional telah meresmikan MoU untuk menguatkan kolaborasi guna mendorong peningkatan ketersediaan gizi kepada semua siswa se-Indonesia.
Perjanjian kesepakatan yang disahkan pada hari ini merupakan fondasi krusial untuk implementasinya program tersebut, bertujuan agar terjalin sinergi yang semakin kuat antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Badan Gizi Nasional guna mensupport keberhasilan upaya penjaminan gizi seimbang di tempat pendidikan.
Telah diketahui bahwa pemerintah sudah mengeluarkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan elemen penting dari usaha nasional untuk menjamin para anak mendapat asupan makanan yang berkualitas dan bernutrisi dengan baik.
Pada pidatonya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti memberikan penghargaan kepada Badan Gizi Nasional karena telah mempercepat program penyediaan gizi untuk para siswa.
“Alhamdulillah, kami bersyukur bahwa program-program Badan Gizi Nasional telah berlangsung lebih cepat daripada yang ditargetkan awalnya dan bahkan melebihi harapan. Kepada semua pihak yang sudah mendukung, terutama kepada para peserta didik di Kemendikdasmen, yaitu mulai dari jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, sampai SMA, atas manfaat besar yang diterima dari program ini. Semoga dengan adanya Program Makan Bergizi Gratis dapat membantu menciptakan generasi bangsa yang lebih sehat, kuat, serta bermoral,” ungkap Mu’ti dalam pernyataannya.
Selanjutnya, Mu’ti menyebutkan bahwa program MBG bukan saja ditujukan untuk meningkatkan asupan nutrisi para pelajar, melainkan juga sebagai alat dalam membentuk pendidikan karakter. Hal ini mencakup kegiatan seperti berdoa sebelum makan, menjaga kesucian diri, serta mensyiarkan prinsip-prinsip tentang rasa tanggung jawab dan kemampuan mandiri.
Mu’ti menyebutkan pula bahwa Kemendikdasmen dengan tegas mendukung kebijakan Program Makanan Bernutrisi Gratis ini guna membantu dalam pembentukan generasi yang sehat, tangguh, memiliki karakter baik, dan bermoral terpuji.
“Program ini pun bertujuan untuk meningkatkan pendekatan pembentukan karakter dan mensosialisasikan prinsip-prinsip penting seperti kerjasama, kewajiban, dan tata krama. Tambahan pula, kita sudah mengerahkan fungsi UKS sebagai pusat gerakan pelaksanaan proyek ini di lingkungan sekolah, merombak infrastruktur penunjang nutrisi secara daring, serta menyempurnakan informasi dengan menggunakan panel kontrol program MBG agar dapat mendukung pengambilan keputusan yang didasarkan pada fakta,” jelas Mu’ti.
Dadan menyebutkan bahwa kolaborasi tersebut adalah komponen dari strategi nasional untuk mengurangi tingkat kurang gizi pada siswa sekolah.
“Proyek ini menggambarkan komitmen pemerintah Indonesia untuk berinvestasi secara signifikan dalam peningkatan kualitas tenaga kerja dengan tujuan mewujudkan Masyarakat Ekonomi Beremas pada tahun 2045. Dengan laju pertumbuhan populasi di Indonesia yang tetap tinggi—sekitar enam individu setiap menit atau tiga juta tiap tahunnya—jika melibatkan semua siswa usia sekolah, total peserta didik yang harus memperoleh manfaat tersebut mencapai 70 juta,” ungkap Dadan.
Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, mengatakan bahwa Perjanjian Bersama ini meliputi beberapa area kolaboratif seperti meningkatkan kemampuan tenaga manusia, sinergi dan pembinaan, penggunaan infrastruktur, serta tukar-menukar data dan informasi.
“Perjanjian ini telah mengalami proses yang sangat panjang sejak bulan Februari dan kini pada akhirnya siap untuk ditanda-tangani hari ini. Komunikasi antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Badan Gizi Nasional dimulai sejak September 2024. Kami optimis bahwa kolaborasi ini akan membawa banyak manfaat dalam hal memenuhi kebutuhan gizi para siswa,” jelas Suharti.
Melalui kerjasama ini, upaya peningkatan gizi diupayakan agar lebih efektif, bukan saja menangani defisit nutrisi namun juga membangun kepribadian serta menyokong kampanye 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
