.CO.ID, Suasana ramai menghiasi Pelabuhan Tanjung Priok di hari Selasa (25/3/2025) pagi. Banyak penumpang terlihat sibuk menanti waktu keberangkatannya menuju kapal Dobonsolo guna pulang kampung menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Pantauan
Sekitar pukul 08.15 WIB, para penumpang telah mengantri di Pelabuhan Tanjung Priok walaupun pintu masuk ke kapal belum terbuka. Mereka menantikan proses pemeriksaan tiket dan barang bawaannya.
Teriakan staf layanan di tempat itu terus-menerus kepada para penumpang. Mereka berulang kali memperingatkan supaya penumpang menyediakan tiket dan Kartu Tanda Penduduk guna mencegah pengularan antrian ke arah kapal.
Seorang penumpang bernama Icak (25 tahun) menyampaikan bahwa dia merencanakan perjalanannya pulang kampung menuju Makassar. Dia memulai petualangan ini bersama keluarganya yang telah menetap dan mencari nafkah dengan cara menjajakan ikan di pasar lelang Muara Baru, Jakarta Utara.
“Iya tiap tahun saya pulang kampung ke Makassar bersama seluruh keluarga, dari bapak ibu sampai kakak adik,” ujar Icak saat ditemui di Tanjung Priok, Selasa (25/3/2025).
Icak menyebutkan bahwa perjalanan dari Jakarta hingga mencapai Makassar dengan menggunakan kapal diperlukan waktu sekitar 2 hari dan 3 malam. Meskipun demikian, dia mengatakan tidak keberatan untuk melakukan ekspedisi panjang tersebut hanya agar bisa berkumpul dengan keluarganya dalam rangka merayakan moment Idul Fitri di tempat asalnya.
Menurut dia, perjalanan pulang kampung tahun ini tidak serumit tahun-tahun sebelumnya. Ia menyebut hal tersebut disebabkan oleh ketiadaan program mudik gratis jalur Jakarta-Makassar.
“Tahun lalu kami mendapatkan tiket secara cuma-cuma, tetapi tahun ini karena sepertinya rute Jakarta-Makassar tidak tersedia, jadi harus membayar sendiri,” ujarnya.
Ia menyebutkan adanya beberapa keluhan terkait perjalanan pulang kampung tahun ini. Meskipun begitu, dia merasakan bahwa persiapan untuk mudik kali ini jauh lebih tertata dengan baik.
Kesan utamanya adalah bahwa meskipun tiket dipasarkan, ternyata tak ada perubahan.
sheet
dan non-
sheet
Jadi menurutnya harga keduanya sama.
kan
Seharusnya terdapat perbedaan, tapi malas menggunakan kapal tersebut.
gitu
tapi tahun ini lebih teratur
aja sih
, hanya mereka yang memiliki tiket saja yang boleh masuk dan keluarga pendamping tidak dapat memasuki area tersebut serta harus menggunakan jasa porter. Meski begitu, itu baik, tapi saya belum terbiasa dan rasanya sedikit rumit,” ujarnya.
Lain ceritanya berasal dari penumpang yang bernama Rao (55). Dia pun memiliki tujuan perjalanan menuju Makassar. Rao menyatakan rasa gembiranya dapat kembali lagi ke tempat asalnya setelah sekira 7 tahun tidak berkunjung.
“Baru kali ini pulang kampung setelah tujuh tahun, aku datang dari Bangka untuk menjemput adik,” ujarnya.
Meskipun tidak dapat membawa hadiah, orang yang berprofesi sebagai nelayan tersebut merasa girang karena bisa bertemu lagi dengan keluarganya.
“
Nggak
ada, hanya membawa ponsel (perangkat genggam), begitu saja
pengen
pulang ketemu keluarga,” katanya.
