Indonesia Dapat Mengembangkan 3 Sektor Manufaktur EBT yang Meraih 9,7 Juta Lapangan Kerja

Indonesia memiliki potensi untuk memajukan tiga bidang industri energi terbarukan yang dapat membawa nilai ekonomi hingga US$ 551 miliar atau kira-kira sama dengan Rp 9.146 triliun.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyebutkan bahwa ketiga sektor itu meliputi pembangkit listrik berbasis surya (PLTS), pembangkit listrik berbasis angin (PLTA), serta PLTD.
battery energy storage system
atau sistem penyimpanan daya baterai.

“Pembangkit tenaga surya memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan hingga US$ 236 miliar,” kata Fabby saat menyampaikan diseminasi dan peluncuran penelitian dari IESR yang diikuti secara virtual pada hari Selasa (25/3).

Fabby menyebut bahwa peningkatan kapasitas turbin angin di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) bisa mencapai nilai ekonomi hingga US$ 75 miliar. Di sisi lain, pertumbuhan sektor sistem baterai memiliki potensi untuk mendatangkan manfaat ekonomi senilai US$ 240 miliar.

  • Kebutuhan Baterai di Indonesia Meningkat, 41% Tenaga Listrik Akan Datang dari PLTS dan PLTB Pada Tahun 2060
  • Investasi PLTB dan PLTS di Vietnam Sebesar Rp 212,4 Triliun Berpotensi Dibatalkan
  • Kementerian Perindustrian: Terdapat 33 Pabrik Panel Suria di RI, Namun Baru Berada pada Tahap Perakitannya

Di samping memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan ekonomi signifikan, penguatan bidang industri pembuatan energi terbarukan juga bisa menciptakan sampai 9,7 juta kesempatan kerja baru. Sebagian besar peluang ini hadir dalam sektor manufaktur panel surya tenaga panas matahari (PLTS) yang menyumbang sekitar 5,7 jute orang.
battery energy storage system
Atau sistem penyimpanan energi berbasis baterai yang diadopsi oleh 2,2 juta orang, serta pembangunan turbin angin yang menciptakan 1,8 juta lapangan kerja.

Dia menyebutkan bahwa sektor energi terbarukan bisa berperan sebagai elemen penting dalam perubahan struktural perekonomian Indonesia secara jangka panjang jika potensinya dieksploitasi dengan baik. Apabila bidang produksi energi terbarukan ini tumbuh, maka Indonesia tak lagi bergantung pada pertumbuhan ekonomi melalui penjualan barang mentah saja.