Saat mencapai umur 40-an tampaknya menjadi waktu yang jauh lebih baik untuk menetap di rumah. Tentu saja hal tersebut belum tentu dirasakan oleh setiap individu sebagai suatu kenyamanan. Terlebih lagi ketika masuk masa Ramadhan. Secara perlahan, ajakan makan berbuka pun semakin sedikit. Dan jika masih ada, biasanya hanyalah dari teman atau kerabat paling dekat serta dalam jumlah cukup terbatas.
Memiliki beragam kelompok teman pastinya punya keunikan tersendiri. Beberapa dipererat oleh ketertarikan pada hobbi yang sama, lainnya jadi dekat lantaran mengirimkan buah hati mereka ke satu sekolah, dan tidak sedikit pula yang berteman dikarenakan lokasi perumahan yang tak jauh berbeda.
Umumnya selalu mengatur acara bukber di awal bulan karena menjelang tengah atau hingga akhir banyak orang yang sibuk dengan tradisi pulang kampung.
Nah, bukber sebenarnya tak terpisahkan dari tradisi Ramadan serta kejadian tahunan ini. Orang banyak menggunakannya sebagai kesempatan untuk semakin menyegarkan tali persaudaraan, saling memberi hadiah berupa keranjang atau barang-barang lainnya, ataupun hanya sekedar berkumpul lantaran biasanya tiap hari mereka asyik dengan urusan sendiri-sendiri.
Tetapi, apakah yakin bahwa setelah acara bukber, iman seseorang akan menjadi lebih teguh? Mungkinkah usai bukber, masih terdapat perasaan malu, cemburu bahkan iri yang timbul saat menyaksikan seorang teman semakin sukses dan semua aspek hidupnya berjalan mulus? Bila benar demikian, maka bebas saja untuk mengadakan bukber.
Kalau hanya menghasilkan kelelahan dan malah menghabiskan uang karena harga menu buka bersama di tempat umum cenderung lebih tinggi, seharusnya hal itu bisa ditolak, kan?
Bukber Bermakna, Perhatikan Konsepnya
Saya sungguh gembira jika ada bukber yang membuat semua orang yang menghadiri acara tersebut menjadi lebih taat dan bahagia. Namun, rasanya sangat prihatin saat melihat bahwa akhirnya bukber malah meninggalkan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan tiap kali bulan Ramadhan tiba. Bisa-bisa sampai mencapai tingkat trauma yang dalam. Betul-betul disayangkan sekali hal seperti itu.
Berikutnya, jenis ide apakah yang bisa memberi makna tambahan pada acara bukber? Perhatikan sejumlah gagasan berikut ini dan aplikasikan jika memungkinkan:
Bukber dengan Tantangan Kebaikan
Dapat diselenggarakan dengan melibatkan siulan atau anggota keluarga dalam aktivitas permainan tantangan tertentu yang membantu meningkatkan pengetahuan tentang Islam. Sebagai contoh, sebelum azan maghrib dikumandangkan dapat dilakukan dengan cara:
Bermain ular tangga Juz Amma
Inilah game yang pasti digemari oleh anak-anak. Akan tetapi, orangtua sebaiknya turut serta untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka adalah teladan yang mengasyikan dan senang melakukan murojaah hafalan. Karena, apabila orangtua bergabung dalam permainan tersebut, hal ini memudahkan proses pembelajaran bersama-sama.
Terdapat sesi tatap muka pengajian sebelum waktu berbuka puasa.
Kelompok yang buka bersama tidak perlu hanya fokus menyampaikan pengetahuan agar dapat membagikan begitu banyak informasi kepada anggota kelompok sementara mereka sendiri masih dalam proses belajar dan mengerti dari awal. Oleh karena itu, ceramah kali ini akan lebih baik jika menyinggung tentang status kesehatan para wanita, bagaimana cara tetap bugar saat menjalani ibadah puasa walaupun memiliki anak-anak yang sangat enerjik dan sulit duduk manis.
Dalam tausiyah ini, contohnya mereka belajar tentang teknik wudhu yang tepat dan sejalan dengan aturan agama. Jika itu terlalu sulit, bisa pula menghadiri ceramah yang menceritakan kehidupan Nabi dan Rasul secara lebih dewasa daripada versi untuk anak-anak. Dengan begitu, para ibu pun tak perlu khawatir merasa semakin letih.
Terdapat Waktu di Mana Kita Berbagi Tentang Situasi yang Sedang Dihadapi Sekarang
Bisa jadi beberapa peserta yang ikut serta dalam kegiatan pengajian semacam ini dapat melepaskan semua kemarahan mereka dan beban pemikiran yang menghambat kehidupannya. Saat menjadi pendengar, hendaklah kita menjadi pendengar yang bertanggung jawab. Karena umumnya seseorang cenderung untuk menceritakan masalah-masalah kepada orang lain ketika suasana hati tepat.
Seseorang seperti itu umumnya tak mengharapkan penyelesaian masalah. Karena hal tersebut tergantung pada situasi keluarganya masing-masing. Bila menemui keadaan semacam itu, cukup dengarkan dengan seksama. Apabila lelah mendengar, berilah nasihat bijak agar orang yang bercerita pun tetap merasa didengar dan dihargai.
Open Donasi
Hal ini sungguh memiliki makna mendalam karena tak sekadar membayar untuk berbuka puasa, melainkan pula memberikan sebagian hartamu kepada orang-orang terdekat dalam komunitas, grup, institusi, atau apa pun itu istilahnya. Karena sumbangan bisa dilakukan tanpa harus mencari jauh-jauh; cukup dengan menengok ke sekeliling kita akan banyak menjumpai mereka yang memerlukan pertolongan contohnya saja.
Donasi yang diberikan idealnya harus dibatasi dalam jenisnya. Ini bertujuan untuk menghindari risiko barang-barang tersebut menumpuk dan bisa berpotensi menciptakan keterlanggan di pasaran. Penting hanya berniat melakukan donasi, pastikan didistribusikan dengan tepat lalu melanjutkan kegiatan Anda yang lain.
Eksplorasi Lokasi-Lokasi Agama Bernuansa Sejarah
Sebagai contoh, sebelum acara buka puasa berbuka bersama di lokasi A, lebih baik lakukan perjalanan singkat untuk mengunjungi tempat-tempat bernilai religius dengan aspek historis. Di Surabaya sendiri terdapat area seperti Ampel, Masjid Cheng Ho, Masjid Al Akbar serta beberapa situs lain yang dapat menjadi inspirasi aktivitas tersebut. Ini tak hanya sekedar berkumpul dan tertawa-tawa melainkan juga bisa memperluas pengetahuan tentang agama yang barangkali belum dikenal hingga masa dewasa.
***
Baiklah, pastikan agar momennya tidak hanya sekedar bertemu tanpa meninggalkan kesan apa-apa. Hindari pula buka puasa bersama yang malah menambah beban dosamu setelahnya. Perhatikan betul tema atau konsep acaranya. Jika merasa kurang cocok, lebih baik tidak hadir daripada terpaksa ikut serta. Karena mengatakan “tidak” pun sebenarnya bermanfaat bagi dirimu sendiri apabila pada akhirnya kamu tidak mendapatkan manfaat ataupun nilai positif dari kegiatan tersebut.
