SUDUTBOGOR
– Pembagian-pembagian paket lebaran atau hadiah berisi makanan dan barang-barang lainnya sering diadakan oleh umat Muslim menjelang hari Idulfitri atau Lebaran. Tindakan tersebut juga telah dikerjakan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Di platform-media sosial sedang viral sebuah video yang menunjukkan hadiah dari sejumlah tokoh publik, berasal dari kiriman Presiden Prabowo Subianto. Ternyata, presiden tersebut telah mengirimkan beberapa keranjang lebar kepada keluarga dekatnya, tim staf, serta orang-orang di dalam lingkungannya.
Rupanya, Presiden Prabowo punya cara unik untuk membedakan parsel yang dikirim, tergantung si penerimanya. Hal ini terlihat dari video kiriman parcel yang diunggah oleh kakak beradik Al Ghazali dan El Rumi serta Mulan Jameela.
Di dalam video bersama Al Ghazali dan El Rumi, keduanya menunjukkan isi hadiah dari Presiden Prabowo. Terdapat satu kartu ucapan di dalam amplop berwarna putih yang bertulisan ‘Presiden Republik Indonesia’.
Konten dalam hadiah yang diperoleh Al Ghazali serta El Rumi pun hampir serupa, yaitu botol minum, matras shalat, bantal leher, scales untuk koper dan sebagainya. Nampaknya, paket hadiah dari Presiden Prabowo bagi kedua bersaudara tersebut mengusung tema ‘perjalanan’.
Pada saat bersamaan, Mulan Jameela, seorang anggota DPR RI Komisi VI, menerima paket hadiah dari Presiden Prabowo Subianto. Isi paket tersebut sangatlah beragam dibandingkan dengan apa yang didapat oleh orang lain.
Pada video yang diposting di Kompas.com, isi keranjang hadiah yang dikirim ke Mulan Jameela mencakup aneka sayuran segar untuk dimasak, antara lain wortel, terong, paprika kuning, lobak, tomat, serta mentimun. Tidak hanya itu, keranjang tersebut juga memuat sejumlah butir telur yang disusun rapi di dalam anyaman rotan berwarna coklat dan beberapa botol jus dari campuran sayuran dan buah-buahan.
Sejarah Bagi-bagi Parcel
Menurut laporan di Kompas.com, budaya Indonesia kental dengan aneka ragam kebiasaan saat perayaan Idul Fitri. Sebagai contoh, orang-orang sering kali menuangkan ekspresi kasih sayang mereka melalui pemberian hadiah kepada keluarga langsung maupun tidak langsung.
Tradisi memberikan hadiah berupa bingkisan yang dikenal sebagai hampers ataupar sel saat ini ternyata memiliki jejak sejarah yang panjang ke zaman Jawa Kuno dengan istilah ‘ater-ater’.
“Dalam Jawa kuno, terdapat ungkapan ‘ater-ater’. Setidaknya, istilah ‘ater’ sudah dikenali sejak abad ke-IX, seperti yang dibuktikan dengan disebutkan hal tersebut dalam kakawin Ramayana dan juga Sutasoma,” jelas Travelling Chef Wira Hardiansyah.
Kata ‘ater-ater’ biasanya digabungkan dengan istilah ‘panganan (makanan ringan, hidangan)’ untuk menciptakan frasa ‘ater-ater panganan’. Frasa ini mengacu pada tindakan menyampaikan atau memboyong makanan dari satu individu atau keluarga kepada individu atau keluarga yang lain dalam periode tertentu dan dengan tujuan spesifik.
Menurut Wira, ‘ater-ater panganan’ sudah diterapkan oleh masyarakat Jawa dari berbagai generasi sejak dahulu kala dan pada akhirnya berkembang menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan bagi-bagi ini tetap dilestarikan bahkan setelah agama Islam datang ke wilayah tersebut. Keberlanjutan praktik ‘ater-ater panganan’ juga diamini oleh masyarakat Nusantara meskipun adanya pengaruh Islam.
Masyarakat yang mempraktikkan agama Islam menyerap tradisi ini dengan menyambungkannya ke perintah Nabi Muhammad lewat sejumlah hadits. Sebagaimana dijabarkan oleh Wira, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW memberikan nasihat kepada istrinya, Aisyah, bahwa “apa yang telah terpakai dari makANan minuman ini akan hilang, namun apa yang disedekahkan akan abadi.” (HR. At-Tirmidzi).
“Menurut sebagian cerita tersebut, Rasulullah menegaskan pentingnya meningkatkan derma baksos, termasuk melalui bentuk seperti pangan,” terang Wira.
Menumpuk makanan dalam jumlah besar tidak diperbolehkan, apalagi memakannya dengan berlebihan. Bahkan dalam agama Islam disarankan untuk menghindari rasa kenyang,” tuntasnya.
Awalnya, penduduk Nusantara umumnya menyampaikan hidangan matang dan langsung dapat disantap kepada keluarga dekat dan orang terdekat. Tetapi, secara bertahap mereka beralih ke pengiriman makanan dalam kemasan.
Sama seperti yang kerap dijumpai saat ini, parcel dan hampers yang berisi aneka kue kering, biskuit, cemilan, serta barang-barang lainnya. Menurut pendapat Wira, fenomena tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kecenderungan masyarakat untuk menyampaikan hadiah dalam bentuk paket secara lebih mudah. (*)