Mengapa Jumlah Pemudik Tahun Ini Lebih Rendah? Penyebabnya Mengejutkan!

SUDUTBOGOR.CO.ID, JAKARTA

– Beberapa informasi yang diberikan tentang kegiatan arus balik mengindikasikan adanya penurunan jumlah orang yang pulang kampung pada tahun ini. Pihak berwenang menyatakan hal tersebut berkaitan dengan serangkaian upaya yang telah mereka laksanakan sebelum musim mudik. Di sisi lain, para analis khawatir bahwa kondisi ekonomi yang memburuk mungkin menjadi penyebab utamanya.


Dede (50 tahun), seorang penduduk dari Majalengka, Jawa Barat, mengatakan bahwa dia tidak dapat bertemu semua anak-anaknya saat Idul Fitri kali ini. Satu orang anak bahkan memilih untuk tetap tinggal dan merayakan hari raya di Batam, Kepulauan Riau, tempat si anak tersebut bekerja. “Anakku bilang kalau uang lebih baik dipergunakan untuk hal lain daripada membeli tiket,” tuturnya ketika bercerita kepada sumber terkait.
SUDUTBOGOR
.


Tidak hanya anak Dede saja yang belum kembali dari Batam di tahun ini. PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menyatakan ada pengurangan dalam jumlah pemudik yang menggunakan bandara tersebut selama masa puncak arus mudik Lebaran 2025 bila dibandingkan dengan periode puncak arus mudik Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian besar orang yang datang ke Sumatera Barat lewat bandara tersebut merupakan pemudik asal Jakarta dan Batam.


“Bila dibandingkan dengan data puncak arus mudik pada tahun sebelumnya, terdapat pengurangan sebesar 12 persen dalam total jumlah penumpang yang sampai di BIM,” ungkap petugas Posko Idul Fitri 1446 Hijriah PT Angkasa Pura II Cabang BIM, Arafat, di Padang, Ahad.


Menurut data dari PT Angkasa Pura II setempat, puncak arus mudik melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) akan terjadi pada tanggal 28 Maret 2025 dengan total 72 penerbangan dan 9.944 penumpang. Sebelumnya, selama musim mudik Lebaran tahun 2024, otoritas bandara mencatat bahwa lebih dari 11.000 orang tiba di Ranah Minang menggunakan BIM. Dia menyatakan, “Untuk puncak arus mudik Idul Fitri 2024, catatan menunjukkan adanya 91 penerbangan; namun saat ini angka tersebut telah berkurang menjadi 72 penerbangan dengan jumlah penumpang sebesar 9.944.”


Penurunan jumlah pemudik pun dialami oleh Pelabuhan Merak. Menurut catatan Posko Merak dalam rentang waktu 24 jam (yaitu mulai tanggal 30 Maret pukul 00:00 sampai dengan pukul 23:59 WIB), ditemukan bahwa ada 44 kapal yang sedang beroperasi. Sedangkan untuk angka pasti penumpang yang melintas dari Jawa menuju Sumatera pada hari tersebut adalah sekitar 73.883 orang dan ini merupakan pengurangan sebesar 22% jika kita bandingkan dengan periode serupa tahun lalu dimana terdapat 94.388 orang.

Gambar dari udara menunjukkan para pemudik yang ramai mengisi area dermaga sebelum masuk ke kapal di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten pada sabtu (29/3/2025) dini hari. -(SUDUTBOGOR/Thoudy Badai)


Realisasi untuk kedua roda yang sudah menyeberang pada hari sebelumnya tercatat sebesar 8.732 unit dan mengalami penurunan sekitar 13% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu yaitu 9.999 unit. Sedangkan untuk kendaraan beroda empat, jumlahnya mencapai 8.219 unit atau turun 28% dari total 11.370 unit seperti yang dicatat dalam periode serupa di tahun sebelumnya.


Selanjutnya, jumlah truk yang melintas menjadi 497 unit, mengalami penurunan sebesar 46% jika dibandingkan dengan periode serupa di tahun sebelumnya yaitu 913 unit. Sementara itu, total bus yang melewati jalur tersebut adalah 323 unit dan terjadi pengurangan sekitar 17% dari angka pada periode setahun lampau yang berada di angka 388 unit.


Dilaporkan oleh Corporate Secretary PT ASDP Shelvy Arifin dan dikutip, total keseluruhan Kendaraan mencatatkan angka 17.771 unit yang berhasil menyeberang dari Jawa menuju Sumatera pada hari menjelang lebaran atau mengalami penurunan sebesar 22% jika dibandingkan dengan jumlah periode serupa di tahun sebelumnya yaitu 22.670 unit.
Antara
, Senin (31/3/2025).


Total jumlah penumpang yang berlayar dari Jawa menuju Sumatra antara hari-H minus 10 sampai dengan hari-H minus 1 mencapai 907.287 jiwa, meningkat 4% jika dibandingkan dengan angka pada periode serupa di tahun sebelumnya yaitu 874.929 orang. Sedangkan, untuk total mobil dan kendaraan lainnya yang sudah melintas selama masa tersebut adalah 211.293 unit, mengalami kenaikan sebesar 2% bila dibandingkan dengan data periode setinggal ini pada tahun kemarin yakni 206.263 unit.

Beberapa pemudik menantikan keberangkatan bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, pada hari Jumat (27/3/2025). – (SUDUTBOGOR/Prayogi)


Pengurus Terminal Kampung Rambutan melaporkan bahwa terdapat 1.188 pemudik yang meninggalkan terminal tersebut dengan naik 57 bus pada hari Sabtu, yaitu dua hari sebelum Hari Lebaran tahun 2025, mulai pukul 06:00 sampai 14:00 WIB.


Mulyono, pengelola Terminal Kampung Rambutan, ketika ditemui oleh seorang jurnalis di terminal tersebut pada hari Sabtu di lokasi Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, menyampaikan bahwa jumlah penumpang selama masa puncak arus balik juga berkurang dibandingkan tahun lalu.


Dia menyebutkan bahwa puncak arus mudik di Terminal Kampung Rambutan tahun lalu ternyata terjadi dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Menurut datanya, terminal tersebut mengirimkan total 4.213 pemudik yang naik ke 170 bus pada H-2 lebaran tahun 2024 (tanggal 8 April 2024).


Pada tahun ini, titik puncak pergerakan arus balik diprediksikan akan terjadi di hari Jumat (28/3), yang merupakan tiga hari sebelum lebaran. Pada hari tersebut, ada 3.324 migran yang meninggalkan tempat mereka melalui penggunaan 165 bis dari Terminal Kampung Rambutan.


Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung di Jawa Barat menginformasikan bahwa jumlah kendaraan yang melewati jalur Nagreg selama arus mudik H-3 lebaran tahun 2025 sampai dengan pukul 20:00 WIB adalah sekitar 113.889 unit.

Padatnya lalu lintas serta beberapa lokasi macet muncul pada rute selatan ketika arus balik lebaran, misalnya di wilayah Nagreg, Kabupaten Bandung, Jumat (28/3/2025). Titik puncak dari aliran orang yang pulang ini diprediksikan berlangsung sampai menjelang tengah malam hari sebelum Hari Raya. -(Edi Yusuf)


Eric Alam Prabowo, koordinator Humas Pos Pengamanan Lebaran di Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, menyatakan bahwa salah satu pola baru yang muncul tahun ini merupakan penurunan angka pengendara mudik dengan sepeda motor. Menurut data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, presentasi pemudik bermotor berkurang dari total 33.675 unit kendaraan pada tahun kemarin hingga turun ke 26.209 unit pada tahun ini.


Menurut dia, penurunan tersebut mencerminkan kesuksesan dari program mudik gratis yang diadakan bersama-sama antara pemerintah pusat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah provinsi, dan beberapa entitas lainnya. Dia menjelaskan, “Kini warga cenderung lebih suka menggunakan bus atau kereta dibandingkan sepeda motor. Fenomena ‘war tiket’ pun timbul dalam konteks mudik gratis, hal ini mengindikasikan adanya permintaan publik akan perjalanan pulang yang lebih nyaman dan aman.”


Penurunan jumlah pemudik pun terlihat di Pelabuhan Tanjung Priok yang berada di Jakarta Utara. Menurut informasi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabahan (KSOP), tak ada kenaikan signifikan dalam jumlah penumpang sebelum tiga hari (H-3) peringatan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.


“Belum terlihat adanya kenaikan jumlah pemudik saat ini,” ujar Rita Simanjuntak, Kepala Bagian Tata Usaha KSOP Utama Pelabuhan Tanjung Priok dari Jakarta, Jumat. Dia menyebut bahwa operasi harian pelabuhan tersebut hanya melibatkan KM Salvia yang memiliki kapasitas sebanyak 174 penumpang. Kata dia lagi, kapal itu mendaratkan 95 orang dan membawa naik 163 penumpang ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Para pemudik mengangkat bagasi mereka sambil mengantri sebelum memasuki kapal PT Pelni KM Dobonsolo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada hari Selasa (25/3/2025). -(SUDUTBOGOR/Thoudy Badai)


Menurut dia, puncak arus mudik di Pelabuhan Tanjung Priok telah tercapai pada hari kelima menjelang Lebaran kemarin dengan total 3.171 penumpang. Dia menambahkan bahwa tahun lalu terdapat program mudik gratis melalui pelabuhan tersebut sehingga sangat ramai. Namun saat ini kondisinya menjadi lebih sepi, katanya lagi.


Pada tahun ini, Kementerian Perhubungan melaporkan bahwa jumlah pemudik di masa Lebaran adalah sekitar 146 juta orang, mengalami penurunan sebesar 24% jika dibandingkan dengan angka tahun lalu yaitu 194 juta pemudik. Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia memperkirakan volume transaksi selama periode Idul Fitri akan mencapai Rp 137,97 triliun, hal ini merupakan pengurangan bila kita bandingkan dengan total nilai perdagangan tahun kemarin yang senilai Rp 157,3 triliun. Hal tersebut menunjukkan perlambatan dalam tingkat konsumsi masyarakat karena indeks kepercayaan konsumen Bank Indonesia telah terlihat anjlok menjadi 126,4 di bulan Februari dari posisi awal bulan Januari yang berjumlah 127,2.

Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif dari Celios (Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum), menyampaikan kepada The Associated Press bahwa pola ini mencerminkan adanya beban terhadap perekonomian, yang disebabkan oleh kesusahan finansial, serta diperparah dengan penurunan nilai tukar mata uang lokal dan pemutusan hubungan kerja besar-besaran dalam sektor industri.

“Kondisi tersebut telah meredam penghasilan korporasi serta upah pekerja, sehingga mengurangi konsumsi,” ujar Yudisir. Ia menyebut bahwa suasana pesta Idul Fitri menjadi redup akibat kesulitan ekonomi, di mana peningkatan biaya dan penyusutan gaji mendorong warga untuk lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar daripada perayaan.

Tradisionalnya, pengeluaran rumah tangga menjadi motor utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor tersebut menyumbang lebih dari separuh terhadap ekonomi negara tahun kemarin, mendukung laju pertumbuhan tahunan hingga mencapai 5,11%. Akan tetapi, pembelanjaan konsumen di tahun 2025 diprediksikan akan melambat, menurut Yudistira.

Sebaliknya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pergerakan pemudik Lebaran pada tahun 2025 berlangsung lebih mulus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan ikut membawa manfaat bagi ekonomi lokal. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh strategi pemerintah yang melibatkan sistem kerja
flexible working arrangement/FWA
Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Fasilitas Work From Anywhere (FWA) tersebut akan diberlakukan mulai tanggal 24 hingga 27 Maret 2025 sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2025.

Pada tahun ini memang pemerintah telah merancang sebuah kebijakan pulang kampung yang bagus, karena seminggu sebelumnya sudah ada Fleksibilitas Waktu Kerja (FWA), disusul dengan adanya libur bersama pada hari Kamis dan Jumat,” jelas Bahlil ketika berbincang dengan wartawan di daerah Slipi, Jakarta, Senin.

Maka benar saja jika kemacetan kali ini kurang nampak jelas bagi para pemudik tahun ini, pasalnya mereka sudah mulai pulang seminggu yang lalu sehingga arus lalu lintas menjadi lebih baik,” imbuh dia. Dia menambahkan telah melakukan peninjuan ke beberapa area di seluruh Indonesia guna memverifikasi bahwa banyaknya orang yang melaksanakan mudik musim ini turut mendukung roda perekonomian lokal.

Bahlil menganggap jumlah orang yang kembali ke desanya dapat mendongkrak permintaan serta aktifitas perekonimian di beberapa bidang. Dia menyatakan dirinya telah melakukan perjalanan keseluruhan wilayah Indonesia termasuk kepulaunya, dan dia yakin bahwa angka para pemudik tersebut cukup besar. Menurutnya ini bisa merangsangkan roda ekonomi di tempat-tempat mereka berasal. Begitulah kata Bahlil.

“Sementara itu, hal ini berfungsi sebagai alat untuk membentuk apa yang dikenal sebagai pemerintahan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.